Pernahkah berpikir,
wanita itu diistimewakan karena kelemahannya?
Banyak argumentasi
yang aku dapatkan dikala aku menanyakan hal tersebut pada satu demi
satu kawan yang aku punya.
Ada yang berkata
dengan santainya bila keadaan wanita yang lemah itu sudah takdir,
maka pantaslah bila diperlakukan dengan istimewa oleh kaum adam.
Namun, ada juga yang berkata serius, wanita diperlakukan sedemikian
karena wanita tak sama dengan pria. Wanita mempunyai kelebihan khusus
yang tidak dimiliki pria bahkan surga pun ada ditelapak kaki ibu yang
pastinya adalah seorang wanita.
Ada yang berkata
penuh makna tersirat sampai akupun perlu waktu untuk menelan dengan
matang apa yang dia ucapkan. Begini katanya, kelemahan wanita itu
adalah kelebihannya sedangkan kekuatan wanita adalah kekurangannya.
Apakah kau pun mengerti apa maksudnya? . lalu karena dia mengerti
raut wajahku yang tak bisa menelaah kata-katanya, dia berkata lagi
bahwa wanita yang mengerti akan dirinya sendiri tanpa meniru bahkan
memperlakukan dirinya dengan salah lah wanita yang benar-benar kuat.
Kekuatan yang dimiliki wanita bisa membuat wanita itu jatuh tanpa
sadarnya.
Lalu, bagaimanakah
nasib wanita yang tidak diistimewakan oleh pria layaknya wanita lain
pada umumnya?. Maksudku, bila ada wanita yang dianggap sekuat pria
lahir dan batinnya? Dan wanita yang menganggap dirinya itu memang
sekuat pria dan tidak berbeda sama sekali dengannya?. Semua
pertanyaan itu sekarang menggerogoti pikiranku.
Maka ada salah satu
teman priaku yang berkata, semua yang telah terbentuk dari awal akan
terus terbentuk sampai menjadi sebuah kepribadian seseorang.
Perlakuan lingkungan awalnya terbentuk juga dari diri seseorang
tersebut, entah dia adalah pria ataupun wanita. Boleh saja wanita
merasa kuat asalkan tidak keluar dari koridor agama, hukum, dan
norma. Dan tentunya seorang wanita bias memposisikan dirinya dengan
benar disetiap situasi. Ya, ya.. aku menganggung tanda setuju.
Tapi, apakah wanita
itu sebenarnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar